Mesin Pencari Om Google


  • Web
  • MIFTAHUL HUDA
  • Sabtu, 29 Oktober 2011

    MINAT BACA DAN TUNTUTAN CERDAS MENGELOLA WAWASAN BAGI PERPUSTAKAAN

    Adalah mustahil jika perubahan zaman yang serba praktis ini tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan.  Jauh pada abad-abad sebelumnya baik di dunia Barat maupun di luar barat begitu meyakini dan mempercayai jika ilmu pengetahuan di masa mendatang akan mempengaruhi perkembangan dan mengubah pola pikir suatu bangsa. Revolusi industri I, II dan III yang diawali negara Perancis cukup membuat gebrakan baru bagi pertumbuhan dunia yang hingga sampai sekarang-pun kita masih bisa menikmati hasilnya. Dengan demikian, jelas tampak akan adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan yang mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia.
    Karena itu tak dapat dipungkiri jika persaingan global yang terjadi pada saat ini memang memiliki dampak yang cukup tajam bagi dunia pendidikan, dimana setiap negara berlomba-lomba untuk memberikan kontribusi bagi dunia dan bangsanya.  Ini dibuktikan dengan kemajuan tekhnologi, komunikasi dan informasi yang bisa dirasakan sudah menguasai hampir seluruh elemen dan sektor kehidupan manusia. Semua diprogram serba cepat, praktis dan akurat. Mungkin saat ini sudah jarang ditemukan pelayanan pendaftaran dan pembayaran sekolah atau universitas yang manual, semua serba mudah hanya menggunakan komputer atau laptop saja dari seluruh belahan bumi dapat mengakses data yang diperlukan.
    Maka akan muncullah pertanyaan, dari mana kita dapat mengetahui segala macam ilmu atau informasi yang dapat membuat perubahan pada manusia? sekedar mendengarkan guru atau dosen ketika menjelaskan mata kuliah? melakukan banyak diskusi tapi tidak pernah berusaha untuk ditindak lanjuti? Tidak cukup, jauh sebelum bangsa Barat mempopulerkan hasil temuanya, orang-orang muslimlah yang merintis perkembangan ilmu yang sekarang berkembang di dunia yang kemudian hasil pemikiran mereka banyak diadaptasi oleh Bangsa Barat. Karena agama Islam telah jauh memerintahkan kepada umatnya melalui Nabi Muhammad SAW untuk mencari kebenaran dan mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah dengan cara membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul wawasan Alquran “Tidak adanya jawaban yang diberikan ketika Nabi Muhammad SAW menanyakan apa yang harus dibacanya, alasannya karena Allah menghendaki agar Nabi Muhammad SAW dan umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut “bismi Rabbika”, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan”. Jadi sudah sepantasnya jika generasi muslim dapat kembali merebut tonggak keilmuan.
    Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk terbanyak, berlatar belakang sebagai penduduk muslim terbesar di tambah memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah ruah sehingga sudah pasti membutuhkan cara jitu untuk minimal bertahan dan kemudian berkembang dan maju sebagai negara yang mengoptimalkan kemampuan dan mengolah sumber daya yang sudah ada. Untuk itu gencar pemerintah Indonesia menyuarakan wajib belajar yang terprogram dalam suatu instansi pendidikan dari pra Taman Kanak-kanak, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/ Madrasah aliyah/ Sekolah Menengah Kejuruan hingga Perguruan Tinggi. Semua ini dipersiapkan untuk mejawab tantangan globalisasi.
    Bila dilihat dari fasilitas yang mau tidak mau harus ada dalam sebuah instansi pendidikan adalah tersedianya perpustakaan sebagai bentuk sarana penunjang kegiatan belajar. Namun pada kenyataannya hanya sedikit yang merasakan bahwa perpustakan merupakan “jantung” dari sebuah instansi pendidikan. Padahal seperti yang dikemukakan di atas sangatlah jelas jika ilmu pengetahuan adalah gerbang awal untuk mencapai kemakuran dan kesejahteraan manusia. Patut disayangkan jika perpustakaan “terpaksa” ramai jika para pelajar atau mahasiswa diburu oleh tugas akhir atau skripsi yang membutuhakan referensi karya-karya terdahulu. Atau lebih ironi lagi jika peran perpustakaan hanya menjadi tempat penitipan barang dan tas saja sedangkan pelajar atau mahasiswanya tak ikut memfungsikan secara optimal.
    Entah apa penyebab yang menjangkit kalangan pelaku pendidikan yang merasa bahwa perpustakaan adalah milik orang-orang pintar, polos dan kurang dalam pergaulan. Padahal justru dengan memanfaatkan literatur, jurnal dan CD yang tersedia di perpustakaan akan menambah perbendaharaan ilmu yang pasti akan berguna untuk memperbanyak wawasan. Selain itu dengan membaca secara aktif dalam  memperbaharui ilmu, berarti menandakan bahwa seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya  menuju satu langkah yang lebih baik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas r.a adalah, “Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya”.
    Begitu pula dampak ketika seseorang memiliki minat yang besar untuk belajar dan mengetahui hal-hal baru maka akan timbul dorongan untuk berfikir kritis, sehingga memunculkan inovasi-inovasi untuk penemuan dan perumusan berikutnya terlebih jika mengabadikan penemuan tersebut ke dalam sebuah tulisan sebagai refleksi dan investasi berharga bagi kehidupan mendatang. Seperti yang diungkapkan oleh Model Rogers seorang ahli dalam mengembangakan client-centered theraphy dalam artikelnya menyatakan bahwa “Kepribadian yang sehat bukan berasal dari ada, tapi melalui proses, suatu arah bukan tujuan”. Aktualisasi berlangsung terus menerus dan tidak pernah statis, sehingga berorentasi kemasa depan yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangakan segala segi dari diri ”. Ini berarti orang yang  memiliki ketertarikan untuk selalu mengaktualisasikan diri adalah orang yang  mempunyai kepribadian yang sehat tidak apatis dan memfungsikan kodratnya sebagai manusia, karena pada dasarnya manusia memiliki kecendrungan sebagai makhluk pencari tau dan pencari kebenaran..
    Ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tekhnologi tak pernah lepas dari peranan ilmuwan yang menela’ah, mempelajari dan kritis atas rahasia dan keluasan ilmu Allah. Menurut buku Filsafat Ilmu yang di tulis oleh Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A menyatakan bahwa “Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuwan serta masalah bebas nilai, sehingga tanggung jawab seorang ilmuwan harus dipupuk dan berada di tempat yang tepat, tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral”.
    Inilah yang menjadi tugas berat bagi Indonesia untuk mempersiapkan para generasinya yang secara otomatis akan melahirkan kader intelektual bangsa yang bertanggung jawab. Tentu saja sekali lagi perpustakaan ditautkan sebagai salah satu pemegang peranan vital dalam merealisasikan amanah dan sebagai salah satu penanggung jawab mencerdaskan anak bangsa. Karena sudah seharusnya perpustakaan dimanfaatkan sebagai rumah kedua setelah proses pembelajaran di kelas, di perpustakaanlah kita dapat membaca, menyerap dan mengamalkan serta mengkorelasikan ilmu pengetahuan melalui buku-buku dan jurnal  dengan ilmu yang sudah  kita dapat di kelas. Perpustakaanlah yang mempertemukan kita dengan beragam buku, karena perpustakaan adalah gudang kita mencari ilmu. Akan menambah nilai plus jika melalui buku-buku dan jurnal yang dipelajari dan dipahami dapat kita tadaburi dengan baik, sehingga tergerak hati ini untuk memperbaharui teori-teori kurang relevan yang ternyata sangat disayangkan kita anggap benar selama ini. Dengan adanya aktivitas yang produktif seperti itu, pertanda kita mampu menyumbangkan pemikiran melalui apa yang sudah kita serap. Melalui membaca, tentu saja kita memiliki pedoman hidup serta siap bertanggung jawab untuk menjadi manusia yang memanusiakan manusia, karena kita sudah cukup mampu “membaca” dan menala’ah.
    Iklim aktif seperti itulah yang seharusnya ada di setiap perpustakaan, dalam keadaan tenang, dipenuhi fasilitas yang mendukung seperti adanya area hotspot, lengkap dan beragam buku yang tersedia, dengan artian pelajar atau mahasiswapun aktif memberikan rekomendasi untuk buku-buku yang diinginkan. Selain itu terciptanya pula pelayanan prima yang optimal. Dengan keramahan dari para pustakawan serta lancarnya sistem pengembalian dan peminjamaan buku dengan segala konsekwensi yang jelas dan ditaati oleh semua kalangan pengguna jasa perpustakaan.
    Hal yang tak kalah penting adalah program rutin yang hendaknya selalu diselenggarakan oleh pihak perpustakaan untuk merangsang pelajar dan mahasisiwanya untuk menjadi penulis produktif.. Tidak sampai disitu saja lebih bagus jika  perpustakaan memiliki komunitas penulis yang disaring melalui kompetisi-kompetisi penulisan artikel, opini ataupun karya-karya tulis lainnya. Sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca atau meminjam buku saja akan tetapi perpustakaan juga mampu menelurkan penulis-penulis berkualitas. Misalnya diadakan diskusi tentang kepenulisan, bedah buku dan lain sebagainya.
    Walau kini banyak pelajar atau mahasiswa cenderung lebih memilih melengkapi pembelajaran di kelas melalui internet toh sah-sah saja jika kegiatan tersebut seimbang dengan berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku, karena adakalanya apa yang ada di buku tidak terdapat di internet atau begitupula sebaliknya, apa yang ada di internet mungkin tidak terdapat di dalam buku. Tetapi  yang terpenting ketika suatu karya anak negeri mampu dipublikasikan baik kalangan lokal,nasional maupun internasional itu sudah dianggap sebagai pembuktikan bahwa kita bangsa Indonesia rasanya sudah cukup pantas untuk bersaing  dengan negara-negara maju lainnya.
    Jika membaca dapat diungkapkan dengan “ if we want to be super power we must have individuals with much higher levels of literacy ”, maka tempat yang tepat untuk dapat merelisasikannya adalah perpustakaan. Buang jauh-jauh anggapan perpustakaan hanya milik segelintir orang saja. Mulailah tanamkan di hati jika perpustakaan milik semua dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kecerdasan bangsa. Dukung kemajuan Bangsa dengan meningkatkan intensitas membaca dan meleburkan pemikiran melalui tinta emas dalam lembaran !!!.
    Daftar Pustaka:
    • Bachtiar, Amsal.filsafat ilmu:2004.Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
    • Ginanjar, Ary Agustian.Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ (Emotional Spiritual Quotient), Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 rukun Islam. 2001. Jakarta: Penerbit Arga.
    Schultz,Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. 1991.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
    Penulis: Nurul Mahmudah

    Sumber : www.pemustaka.com

    | Free Bussines? |

    Seja o primeiro a comentar

    Posting Komentar

    BLOG ANAK BANGSA ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

    TOPO