Mesin Pencari Om Google


  • Web
  • MIFTAHUL HUDA
  • Rabu, 08 Februari 2012

    13 faktor keberhasilan kepala sekolah mengembangkan prestasi belajar siswa

    Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukannya, Southern Regional Education Board (SREB) telah mengidentifikasi 13 faktor kritis terkait dengan keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan prestasi belajar siswa. Ketigabelas faktor tersebut adalah:
    1. Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa, melalui praktik kurikulum dan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya peningkatan prestasi belajar siswa.
    2. Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam mempelajari bahan pelajaran pada level yang lebih tinggi.
    3. Menghargai dan mendorong implementasi praktik pembelajaran yang baik, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

    4. Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah, dimana seluruh guru dan staf dapat memahami dan peduli terhadap siswanya.
    5. Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dan praktik pendidikan di sekolah maupun di kelas secara terus menerus.
    6. Menjaga agar setiap orang dapat memfokuskan pada prestasi belajar siswa.
    7. Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun kolaborasi untuk kepentingan pendidikan siswa.
    8. Memahami proses perubahan dan memiliki kepemimpinan untuk dapat mengelola dan memfasilitasi perubahan tersebut secara efektif.
    9. Memahami bagaimana orang dewasa belajar (baca: guru dan staf) serta mengetahui bagaimana upaya meningkatkan perubahan yang bermakna sehingga terbentuk kualitas pengembangan profesi secara berkelanjutan untuk kepentingan siswa.
    10. Memanfaatkan dan mengelola waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran peningkatan sekolah melalui cara-cara yang inovatif.
    11. Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya secara bijak.
    12. Mencari dan memperoleh dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat dan orang tua untuk berbagai agenda peningkatan sekolah.
    13. Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk mengembangkan riset baru dan berbagai praktik pendidikan yang telah terbukti.
    Sumber:
    adaptasi dari : The Principal Internship:How Can We Get It Right? www.sreb.org
    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/20/menjadi-kepala-sekolah-yang-efektif/
    Read More..

    Senin, 14 November 2011

    Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam

    Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
    Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
    Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)
    Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
    Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
    Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
    Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
    Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
    Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.
    Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
    1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
    2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
    3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
    Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
    Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
    Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
    Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).
    Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
    Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
    Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
    Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
    Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
    Catatan:
    - Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
    - Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

    Oleh : Oleh Siti Aisyah Nurmi
    Sumber : ERAMUSLIM - 10 Agu 08 17:01 WIB
    Read More..

    Sabtu, 29 Oktober 2011

    MINAT BACA DAN TUNTUTAN CERDAS MENGELOLA WAWASAN BAGI PERPUSTAKAAN

    Adalah mustahil jika perubahan zaman yang serba praktis ini tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan.  Jauh pada abad-abad sebelumnya baik di dunia Barat maupun di luar barat begitu meyakini dan mempercayai jika ilmu pengetahuan di masa mendatang akan mempengaruhi perkembangan dan mengubah pola pikir suatu bangsa. Revolusi industri I, II dan III yang diawali negara Perancis cukup membuat gebrakan baru bagi pertumbuhan dunia yang hingga sampai sekarang-pun kita masih bisa menikmati hasilnya. Dengan demikian, jelas tampak akan adanya perubahan pandangan tentang ilmu pengetahuan yang mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia.
    Karena itu tak dapat dipungkiri jika persaingan global yang terjadi pada saat ini memang memiliki dampak yang cukup tajam bagi dunia pendidikan, dimana setiap negara berlomba-lomba untuk memberikan kontribusi bagi dunia dan bangsanya.  Ini dibuktikan dengan kemajuan tekhnologi, komunikasi dan informasi yang bisa dirasakan sudah menguasai hampir seluruh elemen dan sektor kehidupan manusia. Semua diprogram serba cepat, praktis dan akurat. Mungkin saat ini sudah jarang ditemukan pelayanan pendaftaran dan pembayaran sekolah atau universitas yang manual, semua serba mudah hanya menggunakan komputer atau laptop saja dari seluruh belahan bumi dapat mengakses data yang diperlukan.
    Maka akan muncullah pertanyaan, dari mana kita dapat mengetahui segala macam ilmu atau informasi yang dapat membuat perubahan pada manusia? sekedar mendengarkan guru atau dosen ketika menjelaskan mata kuliah? melakukan banyak diskusi tapi tidak pernah berusaha untuk ditindak lanjuti? Tidak cukup, jauh sebelum bangsa Barat mempopulerkan hasil temuanya, orang-orang muslimlah yang merintis perkembangan ilmu yang sekarang berkembang di dunia yang kemudian hasil pemikiran mereka banyak diadaptasi oleh Bangsa Barat. Karena agama Islam telah jauh memerintahkan kepada umatnya melalui Nabi Muhammad SAW untuk mencari kebenaran dan mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah dengan cara membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul wawasan Alquran “Tidak adanya jawaban yang diberikan ketika Nabi Muhammad SAW menanyakan apa yang harus dibacanya, alasannya karena Allah menghendaki agar Nabi Muhammad SAW dan umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut “bismi Rabbika”, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan”. Jadi sudah sepantasnya jika generasi muslim dapat kembali merebut tonggak keilmuan.
    Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk terbanyak, berlatar belakang sebagai penduduk muslim terbesar di tambah memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah ruah sehingga sudah pasti membutuhkan cara jitu untuk minimal bertahan dan kemudian berkembang dan maju sebagai negara yang mengoptimalkan kemampuan dan mengolah sumber daya yang sudah ada. Untuk itu gencar pemerintah Indonesia menyuarakan wajib belajar yang terprogram dalam suatu instansi pendidikan dari pra Taman Kanak-kanak, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/ Madrasah aliyah/ Sekolah Menengah Kejuruan hingga Perguruan Tinggi. Semua ini dipersiapkan untuk mejawab tantangan globalisasi.
    Bila dilihat dari fasilitas yang mau tidak mau harus ada dalam sebuah instansi pendidikan adalah tersedianya perpustakaan sebagai bentuk sarana penunjang kegiatan belajar. Namun pada kenyataannya hanya sedikit yang merasakan bahwa perpustakan merupakan “jantung” dari sebuah instansi pendidikan. Padahal seperti yang dikemukakan di atas sangatlah jelas jika ilmu pengetahuan adalah gerbang awal untuk mencapai kemakuran dan kesejahteraan manusia. Patut disayangkan jika perpustakaan “terpaksa” ramai jika para pelajar atau mahasiswa diburu oleh tugas akhir atau skripsi yang membutuhakan referensi karya-karya terdahulu. Atau lebih ironi lagi jika peran perpustakaan hanya menjadi tempat penitipan barang dan tas saja sedangkan pelajar atau mahasiswanya tak ikut memfungsikan secara optimal.
    Entah apa penyebab yang menjangkit kalangan pelaku pendidikan yang merasa bahwa perpustakaan adalah milik orang-orang pintar, polos dan kurang dalam pergaulan. Padahal justru dengan memanfaatkan literatur, jurnal dan CD yang tersedia di perpustakaan akan menambah perbendaharaan ilmu yang pasti akan berguna untuk memperbanyak wawasan. Selain itu dengan membaca secara aktif dalam  memperbaharui ilmu, berarti menandakan bahwa seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya  menuju satu langkah yang lebih baik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas r.a adalah, “Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya”.
    Begitu pula dampak ketika seseorang memiliki minat yang besar untuk belajar dan mengetahui hal-hal baru maka akan timbul dorongan untuk berfikir kritis, sehingga memunculkan inovasi-inovasi untuk penemuan dan perumusan berikutnya terlebih jika mengabadikan penemuan tersebut ke dalam sebuah tulisan sebagai refleksi dan investasi berharga bagi kehidupan mendatang. Seperti yang diungkapkan oleh Model Rogers seorang ahli dalam mengembangakan client-centered theraphy dalam artikelnya menyatakan bahwa “Kepribadian yang sehat bukan berasal dari ada, tapi melalui proses, suatu arah bukan tujuan”. Aktualisasi berlangsung terus menerus dan tidak pernah statis, sehingga berorentasi kemasa depan yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangakan segala segi dari diri ”. Ini berarti orang yang  memiliki ketertarikan untuk selalu mengaktualisasikan diri adalah orang yang  mempunyai kepribadian yang sehat tidak apatis dan memfungsikan kodratnya sebagai manusia, karena pada dasarnya manusia memiliki kecendrungan sebagai makhluk pencari tau dan pencari kebenaran..
    Ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tekhnologi tak pernah lepas dari peranan ilmuwan yang menela’ah, mempelajari dan kritis atas rahasia dan keluasan ilmu Allah. Menurut buku Filsafat Ilmu yang di tulis oleh Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A menyatakan bahwa “Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuwan serta masalah bebas nilai, sehingga tanggung jawab seorang ilmuwan harus dipupuk dan berada di tempat yang tepat, tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral”.
    Inilah yang menjadi tugas berat bagi Indonesia untuk mempersiapkan para generasinya yang secara otomatis akan melahirkan kader intelektual bangsa yang bertanggung jawab. Tentu saja sekali lagi perpustakaan ditautkan sebagai salah satu pemegang peranan vital dalam merealisasikan amanah dan sebagai salah satu penanggung jawab mencerdaskan anak bangsa. Karena sudah seharusnya perpustakaan dimanfaatkan sebagai rumah kedua setelah proses pembelajaran di kelas, di perpustakaanlah kita dapat membaca, menyerap dan mengamalkan serta mengkorelasikan ilmu pengetahuan melalui buku-buku dan jurnal  dengan ilmu yang sudah  kita dapat di kelas. Perpustakaanlah yang mempertemukan kita dengan beragam buku, karena perpustakaan adalah gudang kita mencari ilmu. Akan menambah nilai plus jika melalui buku-buku dan jurnal yang dipelajari dan dipahami dapat kita tadaburi dengan baik, sehingga tergerak hati ini untuk memperbaharui teori-teori kurang relevan yang ternyata sangat disayangkan kita anggap benar selama ini. Dengan adanya aktivitas yang produktif seperti itu, pertanda kita mampu menyumbangkan pemikiran melalui apa yang sudah kita serap. Melalui membaca, tentu saja kita memiliki pedoman hidup serta siap bertanggung jawab untuk menjadi manusia yang memanusiakan manusia, karena kita sudah cukup mampu “membaca” dan menala’ah.
    Iklim aktif seperti itulah yang seharusnya ada di setiap perpustakaan, dalam keadaan tenang, dipenuhi fasilitas yang mendukung seperti adanya area hotspot, lengkap dan beragam buku yang tersedia, dengan artian pelajar atau mahasiswapun aktif memberikan rekomendasi untuk buku-buku yang diinginkan. Selain itu terciptanya pula pelayanan prima yang optimal. Dengan keramahan dari para pustakawan serta lancarnya sistem pengembalian dan peminjamaan buku dengan segala konsekwensi yang jelas dan ditaati oleh semua kalangan pengguna jasa perpustakaan.
    Hal yang tak kalah penting adalah program rutin yang hendaknya selalu diselenggarakan oleh pihak perpustakaan untuk merangsang pelajar dan mahasisiwanya untuk menjadi penulis produktif.. Tidak sampai disitu saja lebih bagus jika  perpustakaan memiliki komunitas penulis yang disaring melalui kompetisi-kompetisi penulisan artikel, opini ataupun karya-karya tulis lainnya. Sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca atau meminjam buku saja akan tetapi perpustakaan juga mampu menelurkan penulis-penulis berkualitas. Misalnya diadakan diskusi tentang kepenulisan, bedah buku dan lain sebagainya.
    Walau kini banyak pelajar atau mahasiswa cenderung lebih memilih melengkapi pembelajaran di kelas melalui internet toh sah-sah saja jika kegiatan tersebut seimbang dengan berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku, karena adakalanya apa yang ada di buku tidak terdapat di internet atau begitupula sebaliknya, apa yang ada di internet mungkin tidak terdapat di dalam buku. Tetapi  yang terpenting ketika suatu karya anak negeri mampu dipublikasikan baik kalangan lokal,nasional maupun internasional itu sudah dianggap sebagai pembuktikan bahwa kita bangsa Indonesia rasanya sudah cukup pantas untuk bersaing  dengan negara-negara maju lainnya.
    Jika membaca dapat diungkapkan dengan “ if we want to be super power we must have individuals with much higher levels of literacy ”, maka tempat yang tepat untuk dapat merelisasikannya adalah perpustakaan. Buang jauh-jauh anggapan perpustakaan hanya milik segelintir orang saja. Mulailah tanamkan di hati jika perpustakaan milik semua dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kecerdasan bangsa. Dukung kemajuan Bangsa dengan meningkatkan intensitas membaca dan meleburkan pemikiran melalui tinta emas dalam lembaran !!!.
    Daftar Pustaka:
    • Bachtiar, Amsal.filsafat ilmu:2004.Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
    • Ginanjar, Ary Agustian.Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ (Emotional Spiritual Quotient), Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 rukun Islam. 2001. Jakarta: Penerbit Arga.
    Schultz,Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. 1991.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
    Penulis: Nurul Mahmudah

    Sumber : www.pemustaka.com
    Read More..

    BLOG ANAK BANGSA ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

    TOPO